Piramida Keuangan: Pondasi Utama untuk Keberhasilan Finansial di Masa Depan

Piramida Keuangan: Pondasi Utama untuk Keberhasilan Finansial di Masa Depan
Pernah dengan istilah piramida keuangan? Topik ini wajib kamu simak karena berkaitan erat dengan keberhasilan finansial!


Apakah kamu pernah merasa bingung saat mengatur perencanaan keuangan untuk mempersiapkan dana darurat, asuransi, investasi, dan pensiun? Jika jawaban iya, tandanya kamu perlu memahami apa itu piramida keuangan.

Dengan paham dan mengetahui piramida keuangan, kamu dapat dengan mudah mengelola keuangan menjadi lebih terarah dan memiliki tujuan. Nah, makin penasaran kan? Yuk simak artikel dibawah ini sampai habis.

Apa Itu Piramida Keuangan?

Piramida keuangan adalah konsep yang digunakan untuk menggambarkan prinsip-prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam mengelola keuangan pribadi demi mencapai tujuan keuangan yang lebih sehat. 

Piramida keuangan dapat membantu kita dalam memahami bagaimana membangun dasar keuangan yang kuat sebelum bergerak ke tujuan keuangan yang lebih besar.

Dengan kata lain, hal-hal yang menjadi prioritas utama seperti dana darurat dan cashflow berada dibawah atau tahap pertama dan kemudian mengerucut ke atas sesuai dengan prioritas lain untuk jangka panjang seperti dana pensiun, membeli barang atau rumah hingga mempersiapkan warisan.

Berikut penjelasan lebih detail mengenai setiap bagian di piramida keuangan:

1. Tahap pertama: Cash flow, Dana darurat, dan Pinjaman

Tahap pertama ini bisa dibilang dasar atau fondasi dari piramida keuangan. Di sini, kamu harus mengelola arus kas (cash flow) kamu dengan baik, yaitu dengan mengatur penghasilan dan pengeluaran secara menyeluruh.

Jangan lupa, kamu juga harus memiliki dana darurat yang cukup untuk mengatasi keadaan darurat, seperti sakit, kecelakaan, atau kehilangan pekerjaan secara tiba-tiba (PHK). 

Usahakan untuk menghindari pinjaman atau jika sudah memiliki pinjaman, segera lunasi pinjaman konsumtif tersebut yang tidak produktif seperti pinjol, kartu kredit, kredit tanpa agunan, atau kredit online.

2. Tahap Kedua: Manajemen Risiko

Tahap ini merupakan pelindung dari piramida keuangan. Di sini, kamu harus memikirkan tentang perlindungan diri sendiri maupun keluargamu dari ancaman risiko yang dapat mengganggu kondisi keuangan kamu yang bisa terjadi secara tiba-tiba, seperti kematian, kecelakaan, penyakit, atau bencana alam.

Kamu dapat menyiasati hal ini dengan memiliki asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kendaraan, asuransi properti, dan asuransi lainnya sesuai dengan kebutuhan Anda.

3. Tahap Ketiga: Tujuan Keuangan

Tahap ini dapat berperan sebagai motivator dari piramida keuangan. Pada tahap ini kamu harus menentukan tujuan keuangan kamu dengan  jelas dan terukur, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang. 

Contoh-contoh tujuan keuangan adalah membeli kendaraan, membeli rumah, berlibur, menikah, menyekolahkan anak, dan lain-lain.

Kamu tentu perlu mengetahui berapa biaya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut, pada waktu berapa lama kamu ingin mencapainya, dan bagaimana cara kamu untuk mencapainya.

4. Tahap Keempat: Rencana Pensiun

Tahap ini adalah persiapan dari piramida keuangan. Di sini, kamu harus mempersiapkan dana pensiun mu agar dapat hidup nyaman dan mandiri di masa tua nanti. 

Strategi yang dapat kamu lakukan adalah kamu harus mengetahui berapa penghasilan yang dibutuhkan setiap bulannya saat pensiun, berapa lama kamu akan hidup setelah pensiun, dan berapa besar tabungan dan investasi yang kamu perlukan untuk mencukupi kebutuhan tersebut.

5. Tahap Kelima: Perlindungan, Akumulasi dan Distribusi Kekayaan

Tahap kelima ini adalah puncak piramida keuangan. Di tahap ini, kamu sudah dianggap mencapai keuangan yang sehat dan sejahtera, hal selanjutnya yang dapat kamu lakukan untuk menjaga keberlanjutan keuangan yang sehat dan sejahtera tersebut adalah melakukan tiga hal, yaitu:

1. Perlindungan kekayaan

Kondisi dimana kamu harus melindungi kekayaan dari inflasi, pajak, biaya, dan risiko lainnya yang dapat mengurangi nilai kekayaanmu.

2. Akumulasi kekayaan

Upaya yang dapat kamu lakukan untuk meningkatkan kekayaan kamu dengan memproduktifkan kekayaan yang telah kamu miliki, seperti melakukan investasi yang lebih agresif, diversifikasi, dan mengoptimalisasi portofolio kekayaanmu.

3. Distribusi kekayaan

Kondisi ini lebih berkaitan dengan nilai emosional dan kemanusiaan dimana kamu dapat memikirkan untuk mendistribusikan kekayaanmu untuk tujuan yang lebih mulia, seperti amal, filantropi, warisan, atau sumbangan.

Baca Juga: 10 Tips Menabung Cepat dan Konsisten, Pasti Berhasil!

Bagaimana Memulai untuk Membangun Piramida Keuangan yang Baik

Setelah mengetahui apa itu dan tahapan pada piramida keuangan, mungkin kamu bertanya-tanya bagaimana cara memulai untuk membangun piramida keuangan yang baik. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan, seperti.

Lakukan evaluasi keuangan

Langkah pertama adalah melakukan evaluasi keuangan terkini. Kamu harus mengetahui berapa penghasilan, pengeluaran, aset yang dimiliki, kewajiban, dan nilai kekayaan bersih. 

Perlu mengetahui profil risiko, tingkat inflasi, dan tingkat bunga yang dihadapi, untuk semakin memudahkan proses evaluasi kamu bisa menggunakan aplikasi keuangan seperti dompet digital BATPay atau konsultan keuangan untuk membantu melakukan evaluasi.

Tentukan tujuan keuangan

Langkah kedua adalah menentukan tujuan keuangan yang jelas dan terukur (achievable). Kamu wajib menulis tujuan keuangan secara spesifik dengan mencantumkan hal-hal penting yang dibutuhkan seperti biaya, jangka waktu, dan cara mencapainya. 

Prioritaskan tujuan keuangan berdasarkan urgensi dan pentingnya. Kamu bisa mulai dengan menggunakan metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) untuk menentukan tujuan keuangan yang lebih tepat.

Buat rencana keuangan

Langkah selanjutnya pastinya membuat rencana keuangan berdasarkan tujuan keuangan. Buatlah anggaran keuangan yang realistis dan konsisten dalam mengikutinya. Dan pastikan juga untuk membuat rencana dana darurat, asuransi, investasi, dan pensiun.

Lakukan tindakan keuangan

Pada langkah keempat kamu perlu melakukan tindakan keuangan sesuai dengan rencana keuangan yang telah dibuat tadi. Usahakan untuk menghemat pengeluaran, menabung dan menginvestasikan penghasilan, hingga melunasi hutang, membayar premi asuransi, dan menyiapkan dana pensiun untuk masa yang akan datang. 

Selalu ikuti perkembangan pasar, mengatur ulang portofolio, dan menyesuaikan rencana keuangan sesuai dengan kondisi keuangan.

Baca Juga: Mengenal Produk Keuangan: Jenis, Manfaat, dan Pilihan Terbaik

Studi Kasus

Untuk memperjelas contoh penerapan piramida keuangan dalam keuangan pribadi, berikut ini adalah contoh nyata tentang bagaimana piramida keuangan yang baik dapat membantu seseorang mencapai tujuan keuangan mereka.

Amik, seorang karyawan swasta berusia 25 tahun, memiliki penghasilan Rp 10 juta per bulan. Ia ingin membeli rumah seharga Rp 500 juta dalam waktu 5 tahun, dan juga ingin menikah serta memiliki anak dalam waktu dekat.

Nah, untuk mencapai tujuan keuangannya, ia menerapkan piramida keuangan dengan cara sebagai berikut:

1. Lapisan pertama

Amik mengelola arus kasnya dengan baik, yaitu dengan mengalokasikan 50% penghasilannya untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan dan investasi. Dia juga memiliki dana darurat sebesar Rp 60 juta, yang setara dengan 6 bulan pengeluarannya. Amik juga tidak memiliki pinjaman konsumtif yang tidak produktif, dan hanya memiliki pinjaman KPR yang bunganya rendah.

2. Lapisan kedua

Melindungi diri dan keluarganya dari risiko-risiko yang dapat mengganggu kondisi keuangannya, yaitu dengan memiliki asuransi jiwa sebesar Rp 1 miliar, asuransi kesehatan sebesar Rp 500 juta, asuransi kendaraan sebesar Rp 100 juta, dan asuransi properti sebesar Rp 500 juta. Dimana alokasi untuk membayar premi asuransi tersebut dengan menggunakan 10% penghasilannya.

3. Lapisan ketiga

Dengan menentukan tujuan keuangan yang jelas dan terukur, yaitu membeli rumah seharga Rp 500 juta dalam waktu 5 tahun.

Nah, karena Amik sudah mencari tahu bahwa dia membutuhkan uang muka sebesar 20% dari harga rumah, yaitu Rp 100 juta, dan juga mengetahui bahwa dapat mengambil pinjaman KPR sebesar 80% dari harga rumah, yaitu Rp 400 juta, dengan bunga 10% per tahun dan tenor 15 tahun.

Serta sudah paham bahwa cicilan KPR yang harus dibayar setiap bulannya adalah sebesar Rp 4,3 juta.

Oleh karena itu dia harus menabung dan menginvestasikan uang mukanya dengan tingkat pengembalian 15% per tahun agar dapat mencapai targetnya dalam 5 tahun, dan harus menabung serta menginvestasikan uangnya sebesar Rp 1,2 juta per bulan untuk mencapai tujuan tersebut.

4. Lapisan keempat

Mempersiapkan dana pensiunnya agar ia dapat hidup nyaman dan mandiri di masa tua nanti. Karena ingin pensiun pada usia 60 tahun, Amik memperkirakan bahwa akan hidup hingga usia 80 tahun, maka dia membutuhkan penghasilan sebesar 70% dari penghasilan terakhirnya saat pensiun, yaitu Rp 7 juta per bulan. 

Selanjutnya, juga harus menabung dan menginvestasikan dana pensiunnya dengan tingkat pengembalian 12% per tahun agar dapat mencukupi kebutuhan tersebut. Dengan cara yaitu menabung dan menginvestasikan sebesar Rp 1,5 juta per bulan untuk mencapai tujuan tersebut.

5. Lapisan kelima

Dalam contoh ini ternyata Amik belum mencapai lapisan ini, karena masih fokus pada tujuan keuangan yang lebih dasar. 

Namun, dia memiliki rencana untuk melindungi, mengakumulasi, dan mendistribusikan kekayaannya di masa depan, sesuai dengan nilai dan prinsip hidupnya.

Kesimpulan

Dengan artikel ini, kamu dapat memahami dan mengetahui pentingnya piramida keuangan dalam pengelolaan keuangan pribadi. 

Oleh karena itu, mulai dan terapkan piramida keuangan ini dengan BATPay sebagai salah satu aplikasi yang memiliki berbagai fitur untuk memudahkan kamu dalam membuat perencanaan keuangan.

Baca Artikel Lainnya

Mau Bayar dan Transfer Apapun, Pakai BATPay Aja!

Group 1
Hero Image (2)
Scroll to Top
Share to...