Gaya hidup minimalis adalah salah satu tren yang sedang populer di kalangan masyarakat modern beberapa tahun ini. Banyak orang yang tertarik untuk mencoba gaya hidup ini karena berbagai alasan, mulai dari ingin lebih hemat, lebih sehat, lebih bahagia, hingga lebih peduli lingkungan.
Apa itu Gaya Hidup Minimalis? (Minimalism)
Gaya hidup minimalis adalah sebuah filosofi atau sikap hidup yang mengutamakan kualitas daripada kuantitas. Orang yang menganut gaya hidup ini berusaha untuk mengurangi atau mengeliminasi hal-hal yang tidak penting, tidak bermanfaat, atau tidak memberikan nilai dalam hidup mereka. Hal-hal tersebut bisa berupa barang, aktivitas, hubungan, atau pikiran.
Dengan begitu, seseorang bisa fokus pada banyak hal tanpa gangguan. Ini membantu mereka mengelola kebutuhan hidup dengan baik dan mengoptimalkan apa yang mereka punya.
Minimalisme tidak hanya tentang produk atau barang, melainkan juga fashion, media sosial, penggunaan gadget, dan internet, yang dikenal sebagai minimalisme digital. Setiap individu memiliki gaya hidup minimalis yang personal, dengan ide dan kebutuhan yang berbeda.
Gaya hidup minimalis tidak berarti harus hidup dalam kekurangan, pelit atau kesederhanaan yang berlebihan, dan tidak juga mengharuskan kamu untuk membuang semua barang dan hidup dengan hanya beberapa pakaian dan peralatan saja.
Namun, minimalism adalah tentang membuat pilihan yang bijak dan sadar tentang apa yang dimiliki, digunakan, dan dilakukan dalam hidup. Dalam arti lain adalah tentang menemukan keseimbangan antara kebutuhan dan keinginan, antara memiliki dan menjadi, antara konsumsi dan kontribusi.
Asal Usul Gaya Hidup Minimalis
Gaya hidup minimalis bukanlah sesuatu yang baru atau modern. Sebenarnya, gaya hidup ini sudah ada sejak zaman kuno dan dipraktikkan oleh berbagai agama, filsafat, dan budaya di seluruh dunia.
Di Amerika Serikat, gaya hidup minimalis mulai populer setelah krisis ekonomi global pada tahun 2008, menyebabkan lebih dari 5,5 juta penduduk kehilangan pekerjaan. Banyak orang mengadopsi minimalisme untuk bertahan hidup dengan mengurangi belanja, memanfaatkan barang yang sudah ada, dan melakukan Do-It-Yourself (DIY).
Di Jepang, konsep minimalisme sangat terinspirasi dan istilah “minimalis” diciptakan pada tahun 1950-an oleh seniman Barat sebagai reaksi terhadap kapitalisasi dunia seni yang berlebihan.
Gerakan ini menghasilkan karya-karya “minimal” seperti titik hitam di atas kanvas putih. Dan jika bicara sejarah minimalisme sudah ada sejak abad ke-19, yang sudah mulai dianut beberapa tokoh-tokoh Amerika seperti Ralph Waldo Emerson dan Henry David Thoreau.
Meskipun gaya hidup minimalis sudah ada sejak lama, namun popularitasnya meningkat di era modern ini. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti krisis ekonomi, lingkungan, sosial, dan krisis eksistensial yang dialami oleh banyak orang, terutama setelah terjadinya pandemi Covid-19.
Sehingga menyebabkan sebagian orang merasa tidak puas, stres, cemas, atau depresi dengan gaya hidup konsumtif, materialistik, kompetitif, dan individualistik yang ditawarkan oleh masyarakat modern.
Beberapa orang merasa bahwa hidupnya mungkin tidak memiliki makna, tujuan, atau kebahagiaan yang sejati dan merasa bahwa hidupnya juga penuh dengan hal-hal yang tidak perlu, tidak bermanfaat, atau tidak memberikan nilai. Oleh karena itu, mereka mencari alternatif gaya hidup yang lebih sederhana, lebih sehat, lebih bahagia, dan lebih bermakna dengan memilih gaya hidup minimalis.
6 Konsep Gaya Hidup Minimalis
Sebelum kamu memutuskan untuk memegang prinsip gaya hidup minimalis ini, SOBATPay perlu mengetahui beberapa konsep atau prinsip yang mendasarinya. Berikut ini adalah 6 konsep gaya hidup minimalis:
1. Menyingkirkan hal yang menghambat hidup
Kunci efisiensi hidup orang Jepang adalah menyingkirkan segala sesuatu yang menghambat hidup atau tidak memicu kegembiraan dalam diri. Hal tersebut meliputi gaya hidup, makanan, dan hubungan dengan orang lain.
Hal-hal yang menghambat hidup dapat merepotkan bagi kehidupan kita, seperti hal yang menguras energi hingga membuat kehilangan motivasi, atau membuat kita merasa bersalah dan menimbulkan penyesalan.
Kita perlu menerima bahwa hal-hal tersebut harus dilepaskan dari hidup kita karena jika tidak, akumulasi dari semuanya hanya akan mengurangi kebahagiaan kita saja.
2. Mencintai kekosongan (Negative Space)
Negative space merupakan konsep penting dalam estetika Jepang yang dikenal sebagai amor vacuii, yang artinya mencintai kekosongan.
Dampak dari konsep ini terlihat dalam berbagai aspek kehidupan Jepang, seperti bangunan interior, arsitektur sampai pengaturan atau penataan susunan bunga. Kehadiran ruang kosong ini mengajarkan bahwa area yang tidak terisi dari suatu objek memiliki nilai penting.
Dalam konteks ini, penting untuk mengenali bahwa ada objek yang mungkin tidak seharusnya ada jika tidak memiliki nilai yang cukup signifikan. Oleh karena itu, menyingkirkan objek tersebut dari ruang rumah dapat membantu kita memahami apakah keberadaannya benar-benar memberikan nilai tambah atau justru lebih baik jika dihilangkan.
3. Danshari concept: Decluttering barang hingga 80%
Orang Jepang sangat menyukai ruang dan pemanfaatannya secara optimal. Mereka memiliki sebuah konsep bernama Danshari, yang terdiri dari tiga konsep dasar: menolak, menyingkirkan, dan memisahkan. Sama dengan pengertian decluttering yaitu proses menghilangkan atau memilah barang-barang di suatu tempat agar tempat tersebut lebih bersih dan lebih bermanfaat.
Konsep ini menciptakan suasana murni, bersih, rapi, dan seimbang yang sering digunakan dalam interior bergaya Jepang yang minimalis. Dapur bisa menjadi salah satu tempat yang ideal untuk menerapkan konsep Danshari ini.
4. Makan apa yang esensial bagi tubuh
Konsumsilah makanan yang dibutuhkan oleh tubuh sehingga membuat tubuh menjadi lebih sehat. Dengan demikian, kamu tidak akan merasa lapar secara berlebihan dan berakhir menghabiskan uang untuk makanan yang tidak diperlukan.
5. Ingat bahwa uang bukan segalanya
Kita bisa mencontoh orang Jepang yang cenderung hanya mengeluarkan uang untuk barang-barang yang penting dan merawatnya dengan baik.
Seperti halnya pakaian, mereka lebih memilih kain berkualitas tinggi dengan desain yang sederhana. Prinsip yang sama berlaku untuk barang-barang yang dibeli untuk rumah atau hobi, di mana kualitas diutamakan daripada kuantitas.
6. Waktu yang tak bisa diulang kembali
Sebagian besar dari kita memiliki kecenderungan untuk membuang waktu dengan cara yang tidak produktif. Contohnya, terlalu sering terjebak di media sosial hingga lupa waktu dan tanggung jawab. Sebelum adanya media sosial, orang masih bisa merasa bahagia tanpa ketergantungan pada platform-platform tersebut.
Mereka lebih banyak menghabiskan waktu bersama orang lain tanpa perlu memperlihatkan kehidupan yang sempurna seperti yang sering terjadi di media sosial.
Jika penggunaan media sosial dianggap merugikan dan mengurangi makna hidup, sebaiknya kamu mulai mengurangi penggunaannya. Penting untuk menyadari bahwa waktu tidak bisa diulang kembali dan harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.
Manfaat Gaya Hidup Minimalis
Gaya hidup minimalis memiliki banyak manfaat bagi kehidupan. Berikut ini adalah beberapa manfaat gaya hidup minimalis dari beberapa aspek yang bisa dirasakan:
Kesejahteraan Fisik
Gaya hidup minimalis bisa membuat kamu lebih sehat secara fisik. Dengan mengurangi atau mengeliminasi hal-hal yang tidak penting, tidak bermanfaat, atau tidak memberikan nilai dalam hidup, kamu bisa menghemat ruang, waktu, dan uang.
Yap, yang mana hal tersebut bisa digunakan untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat bagi kesehatan, seperti berolahraga, beristirahat di tempat yang nyaman, atau makan makanan sehat dan bergizi.
Kesejahteraan Mental
Selain bisa membuat sejahtera fisik kamu juga lebih bahagia secara mental. Dampaknya kamu bisa memiliki pikiran yang lebih jernih, tenang, dan positif. Kamu pun bisa meningkatkan kesehatan mental dengan menghindari atau mengurangi hal-hal yang menyebabkan stres, cemas, atau depresi, seperti hutang, konflik pada hubungan yang toxic, atau komparasi diri sendiri dengan orang lain.
Keuangan yang Stabil
Menerapkan prinsip minimalism pun dapat membuat kamu lebih hemat secara finansial. Dengan tidak membeli barang-barang yang tidak penting dan tidak bermanfaat, kamu bisa menghemat uang tersebut alih-alih menggunakannya untuk hal-hal yang lebih penting, seperti investasi jangka pendek dan panjang, mengambil S2 atau kursus untuk menambah wawasan lain. Selain hal tersebut, kamu juga bisa mencapai kebebasan finansial dengan lebih cepat.
Tantangan dalam Menerapkan Gaya Hidup Minimalis
Gaya hidup ini tidaklah mudah untuk diterapkan, kamu mungkin akan menghadapi berbagai tantangan yang bisa menguji kesabaran, ketekunan, dan tentunya komitmen. Berikut ini adalah beberapa tantangan yang sering dihadapi oleh para pengikut gaya hidup minimalis yang bisa kamu pelajari.
Kesulitan mengubah kebiasaan lama
Salah satu tantangan terbesar dalam menerapkan gaya hidup minimalis adalah mengubah kebiasaan lama yang sudah tertanam dalam diri sejak lama. Mungkin SOBATPay ada yang sudah terbiasa dengan gaya hidup konsumtif, materialistik, kompetitif, bahkan individualistik yang terjadi di zaman modern ini.
Mengubah kebiasaan lama ini memang membutuhkan waktu yang terbilang lama, usaha yang ulet, dan juga kesadaran yang tinggi. Maka dari itu, kamu harus bersedia untuk selalu belajar, beradaptasi, dan berubah secara bertahap untuk menerapkan prinsip minimalism.
Tekanan sosial dan budaya konsumtif
Tantangan lainnya adalah tidak jauh dengan hakikat kita sebagai makhluk sosial yakni menghadapi tekanan sosial dan budaya konsumtif yang ada di sekitar kita. Komentar, pertanyaan, hingga kritik dari keluarga, teman, atau orang lain yang tidak mengerti atau tidak setuju dengan gaya hidup minimalism pasti akan ada.
Oleh karena itu, menghadapi hal ini membutuhkan kepercayaan, komitmen, dan konsisten yang kuat. Kamu harus yakin dengan pilihan dan tujuan, berani untuk berbeda dan menentang arus, dan menghiraukan pengaruh atau pendapat orang lain.
Menavigasi tantangan psikologis dan emosional
Terakhir, tantangannya adalah menavigasi tantangan psikologis dan emosional itu sendiri yang muncul dalam diri kamu. Mungkin kamu akan mengalami perasaan-perasaan seperti rasa bersalah, rasa rugi, rasa takut, atau rasa tidak cukup saat kehilangan hal yang biasanya ada di sekitar kamu.
Menavigasi tantangan psikologis dan emosional inilah yang pastinya akan membutuhkan kesadaran dan proses penerimaan yang baik dan tepat.
7 Tips Gaya Hidup Minimalis
Di samping banyaknya manfaat, dan tantangan, tentu kamu membutuhkan tips-tips yang bisa membantu untuk menerapkan gaya hidup ini dengan lebih mudah dan efektif. Berikut ini adalah 7 tips gaya hidup minimalis yang bisa kamu coba dan ikuti.
1. Lebih Utamakan Kualitas Ketimbang Kuantitas
Lebih baik memilih barang dengan kualitas yang baik daripada membeli banyak barang dengan kualitas rendah. Gunakan waktu dan uang kamu untuk mendapatkan barang-barang yang berkualitas dan memiliki nilai tambah dalam jangka panjang.
Ini akan membantu mengurangi pemborosan dan kebutuhan untuk sering mengganti barang.
2. Melakukan Decluttering
Seperti yang sudah sempat dibahas dan dijelaskan di atas. Melakukan decluttering atau kegiatan menyortir barang ini bisa membuat rumah Anda lebih bersih dan nyaman. Pisahkan barang yang ingin dibuang dari yang ingin disimpan dalam kotak berbeda.
Kamu bisa menjual atau menyumbangkan barang yang tidak terpakai tetapi masih bisa dipakai kepada yang membutuhkan. Jika ragu, simpan barang tersebut dalam kotak di gudang selama 30 hari untuk memastikan apakah masih diperlukan atau tidak.
3. Melakukan penataan rumah secara teratur
Setelah melakukan decluttering, jangan biarkan barang-barang yang tersisa kembali berantakan. Mulailah menjaga kebersihan rumah secara teratur.
Buatlah jadwal harian atau mingguan untuk membersihkan rumah. Dengan menjaga rumah tetap rapi secara teratur, kamu akan merasa lebih tenang dan terorganisir.
4. Berbelanja Berdasarkan Kebutuhan
Perlu diingat bahwa minimalisme berbeda dengan pelit. Karena, kita masih bisa membeli barang dan layanan sesuai dengan kebutuhan kita dan memastikan bahwa apa yang dibeli tidak akan sia-sia kedepannya.
Terkadang, disaat kita tertarik untuk membeli barang yang memiliki kemasan atau desain yang menarik, pada posisi itulah sebenarnya kita mungkin tidak membutuhkannya, tidak tahu apa fungsinya, dan tidak yakin apakah akan digunakan atau tidak. Membeli barang yang lucu tidak masalah, tetapi yang terpenting adalah memperhatikan fungsinya juga.
5. Terapkan Aturan “Satu Masuk, Satu Keluar”
Oleh karena itu, disaat kita berbelanja dan sebelum membeli barang baru, terapkan aturan di mana kamu harus mengeluarkan satu barang yang sudah dimiliki.
Misalnya, jika ingin membeli pakaian baru, pilih satu pakaian yang sudah tidak lagi digunakan untuk disumbangkan atau dijual. Dengan menerapkan aturan ini, kamu bisa menjaga jumlah barang tetap terkendali.
6. Prioritaskan Hobi dan Kegiatan Produktif
Pada saat senggang, alokasikan waktu untuk mengejar hobi, berlibur ke tempat menarik dengan suasana dan lingkungan baru, atau terlibat dalam kegiatan bermanfaat lainnya untuk mendapatkan pengalaman baru di luar ruangan. Kekayaan materi atau barang-barang mewah bukanlah indikator utama kebahagiaan.
Dengan menekuni hobi dan kegiatan yang bermanfaat, dapat mengembangkan pola pikir baru yang mendukung gaya hidup minimalis dan mengurangi pengeluaran belanja. Dengan demikian, kamu tidak akan merasa terikat pada benda-benda material dan tetap fokus pada aktivitas yang memberikan makna serta mencapai tujuan hidup.
7. Konsisten Menabung dan Berinvestasi
Gaya hidup memiliki dampak besar terhadap kebiasaan pengeluaran uang. Menyisihkan dana untuk menabung dan berinvestasi merupakan langkah sederhana yang dapat membantu menerapkan gaya hidup minimalis dan fokus pada tujuan keuangan di masa mendatang.
Kamu dapat mengalokasikan sekitar 10-30% dari penghasilan setiap bulan untuk menabung dan berinvestasi. Tindakan ini juga dapat mempercepat pencapaian tujuan keuangan dengan imbal hasil yang optimal dari berbagai instrumen investasi yang dipilih.
Inspirasi dan Studi Kasus
Prinsip gaya hidup minimalis bukanlah sesuatu yang abstrak atau teoretis. Gaya hidup ini sudah dijalani oleh banyak orang di berbagai belahan dunia. Berikut ini adalah beberapa inspirasi dan studi kasus yang bisa kamu jadikan pelajaran:
Joshua Fields Millburn dan Ryan Nicodemus
Mereka adalah dua orang yang dikenal sebagai The Minimalists. Mereka adalah penulis, pembicara, dan pembuat film yang mempromosikan gaya hidup minimalis. Mereka memulai gaya hidup minimalis setelah merasa tidak puas dengan karir, penghasilan, dan gaya hidup mereka yang penuh dengan barang-barang mewah, namun kosong akan makna.
Mereka kemudian memutuskan untuk mengurangi barang-barang mereka hingga hanya tersisa 288 barang, bahkan hingga meninggalkan pekerjaan mereka yang stres dan memulai perjalanan keliling Amerika untuk berbagi pengalaman dan inspirasi tentang gaya hidup minimalis.
Joshua dan Ryan telah menulis beberapa buku, membuat beberapa film, mengelola website theminimalist.com dan beberapa media sosial tentang gaya hidup minimalis. Mereka mengatakan bahwa gaya hidup minimalis membuat mereka lebih bahagia, sehat, dan bermakna.
Marie Kondo
Seorang konsultan dan penulis yang dikenal sebagai The Queen of Decluttering. Dia adalah pencipta metode KonMari, yaitu metode untuk menyederhanakan dan mengorganisir rumah dengan cara yang efektif dan menyenangkan. Metode ini mengajarkan untuk membuang atau menyimpan barang-barang berdasarkan apakah barang-barang tersebut memberikan rasa spark joy atau kegembiraan.
Beliau juga mengajarkan untuk menghormati dan mengucapkan terima kasih kepada barang-barang yang dibuang atau disimpan. Marie telah menulis beberapa buku, membuat beberapa acara, hingga berbagi di media sosial tentang metode KonMari. Dia mengatakan bahwa metode KonMari membuat rumah lebih rapi, indah, dan harmonis.
Leo Babauta
Leo adalah seorang penulis dan blogger yang dikenal sebagai The Zen Master yang juga merupakan pendiri blog Zen Habits, yaitu blog yang membahas tentang berbagai topik yang berkaitan dengan gaya hidup minimalis, seperti kebiasaan, produktivitas, kesehatan, keuangan, dan kebahagiaan.
Dia memulai gaya hidup minimalis setelah merasa tidak sehat, berhutang, dan tidak bahagia dengan hidupnya yang penuh dengan kekacauan dan kekurangan. Ia kemudian memutuskan untuk mengubah hidupnya dengan cara yang lebih sederhana, sehat, dan bahagia.
Kini leo telah menulis beberapa buku dan membuat beberapa kursus tentang prinsip minimalism ini. Dia mengatakan bahwa gaya hidup minimalis kini membuatnya lebih fokus, produktif, dan bahagia.
Kesimpulan
Gaya hidup minimalis bukanlah sesuatu yang harus diikuti secara kaku atau fanatik. Melainkan disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, dan preferensi. Kini mengelola uang dan transaksi online juga bisa menerapkan gaya hidup minimalis agar lebih efektif dan efisien. Seperti menyimpan uang di BATPay agar proses transaksi online lebih cepat dan aman!
Referensi:
https://www.tanamduit.com/belajar/lifestyle/gaya-hidup-minimalis
https://blog.skillacademy.com/gaya-hidup-minimalis
https://www.bfi.co.id/id/blog/gaya-hidup-minimalis-kelebihan-dan-pentingnya-di-era-modern