Perilaku keuangan adalah salah satu faktor penting dalam mencapai kesejahteraan finansial. Bagaimana seseorang mengelola uangnya, termasuk cara menabung, membelanjakan, dan berinvestasi, sangat mempengaruhi stabilitas keuangan dan keamanan di masa depan.
Perilaku keuangan yang baik dapat membantu individu menghindari utang yang tidak perlu, menumbuhkan tabungan, dan mencapai tujuan finansial jangka panjang.
Sebaliknya, perilaku keuangan yang buruk dapat menyebabkan masalah keuangan, stres, dan ketidakpastian dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, memahami dan mengembangkan perilaku keuangan yang sehat sangat penting untuk kesejahteraan finansial secara keseluruhan.
Pengertian Perilaku Keuangan
Perilaku keuangan atau financial behavior adalah serangkaian tindakan dan keputusan yang dilakukan oleh individu atau kelompok dalam mengelola, menggunakan, dan mengatur uang mereka. Ini mencakup berbagai aspek seperti menabung, berinvestasi, membelanjakan, dan mengelola utang. Perilaku keuangan dipengaruhi oleh pengetahuan finansial, sikap terhadap uang, nilai-nilai budaya, dan faktor psikologis.
Penelitian dalam Future Business Journal (2021) menjelaskan bahwa perilaku keuangan dapat memainkan peran sentral di mana kesejahteraan individu, termasuk rumah tangga, masyarakat, negara, serta di seluruh dunia, dapat dipengaruhi oleh perilaku keuangan.
Dengan begitu, financial behavior begitu penting sebagai salah satu faktor internal dalam diri seseorang ketika ingin meraih kesejahteraan finansial.
Baca Juga: Mengapa Self Healing Penting untuk Keseimbangan Hidup Kamu?
Apa itu Kesejahteraan Finansial?
Melansir UnitedHealthcare, kesejahteraan finansial atau financial well-being adalah keadaan di mana seseorang dapat memenuhi semua kebutuhan keuangan saat ini dan di masa depan, merasa aman tentang kondisi keuangan, dan bisa membuat pilihan yang memungkinkannya menikmati hidup.
Ini juga bisa berarti merasa mengendalikan keuangan, mampu mengatasi masalah keuangan yang tidak terduga, berada di jalur yang tepat untuk mencapai tujuan keuangan, atau memiliki fleksibilitas untuk membuat keputusan tentang penggunaan uang.
Sementara itu, kesejahteraan finansial bisa dipengaruhi oleh budaya suatu negara, karena nilai, keyakinan, dan norma sosial yang berlaku di masyarakat tersebut memainkan peran penting dalam cara individu mengelola keuangan mereka.
Misalnya, budaya yang menghargai menabung dan berhemat akan mendorong orang untuk lebih bijaksana dalam pengeluaran dan lebih fokus pada masa depan finansial mereka.
Sebaliknya, dalam budaya di mana menunjukkan status sosial melalui konsumsi lebih diutamakan, individu mungkin cenderung lebih banyak menghabiskan uang untuk barang-barang mewah.
Selain itu, norma sosial yang menekankan dukungan finansial terhadap keluarga besar dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menabung atau berinvestasi.
Pendidikan keuangan, sikap terhadap utang, dan pandangan terhadap investasi juga sangat dipengaruhi oleh budaya, yang pada akhirnya membentuk perilaku dan keputusan finansial individu.
Bagaimana Perilaku Keuangan di Indonesia
Perilaku keuangan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor budaya dan kebiasaan yang telah mengakar dalam masyarakat. Di negara dengan keragaman budaya yang luas ini, cara orang mengelola uang mereka dapat bervariasi berdasarkan latar belakang sosial, agama, dan tradisi keluarga. Berikut adalah beberapa aspek utama yang mempengaruhi perilaku keuangan di Indonesia.
- Pentingnya Keluarga dan Gotong Royong
Budaya Indonesia sangat menekankan pentingnya keluarga dan gotong royong, atau kerja sama. Dukungan finansial terhadap anggota keluarga, baik yang lebih muda maupun yang lebih tua, adalah hal yang umum dan sering kali dianggap sebagai tanggung jawab moral. Misalnya, banyak orang Indonesia yang merasa berkewajiban untuk membantu biaya pendidikan saudara atau mendukung orang tua di usia lanjut. Tradisi ini mempengaruhi bagaimana individu mengalokasikan pendapatan mereka dan sering kali mengurangi kemampuan mereka untuk menabung atau berinvestasi secara mandiri.
- Perilaku Menabung
Menabung adalah kebiasaan yang sangat dihargai di Indonesia. Sejak kecil, banyak anak diajarkan untuk menabung sebagian dari uang saku mereka. Hal ini berlanjut hingga dewasa, di mana menabung untuk masa depan, terutama untuk pendidikan anak atau kebutuhan darurat, dianggap sebagai tindakan bijaksana. Banyak orang Indonesia yang memilih menabung di bank atau dalam bentuk aset yang aman, seperti emas.
- Penggunaan Kredit dan Utang
Sikap terhadap kredit dan utang di Indonesia cukup beragam. Sementara beberapa orang melihat utang sebagai sesuatu yang harus dihindari, yang lain lebih terbuka terhadap penggunaan kredit untuk keperluan seperti membeli rumah, kendaraan, atau modal usaha. Namun, ada juga kekhawatiran terhadap utang konsumtif yang bisa menimbulkan beban finansial jangka panjang. Dengan meningkatnya akses terhadap kartu kredit dan pinjaman online, pentingnya literasi keuangan menjadi semakin jelas untuk mencegah masalah utang yang tidak terkendali.
- Investasi dan Pengelolaan Keuangan
Kesadaran akan pentingnya investasi semakin meningkat di Indonesia. Banyak orang mulai beralih dari hanya menabung di bank ke investasi di pasar saham, reksa dana, atau properti. Namun, literasi keuangan yang terbatas masih menjadi tantangan, sehingga pendidikan keuangan sangat diperlukan untuk membantu masyarakat memahami risiko dan manfaat investasi.
- Pengaruh Teknologi dan Digitalisasi
Digitalisasi telah membawa perubahan signifikan dalam perilaku keuangan di Indonesia. Fintech dan layanan perbankan digital telah membuat pengelolaan keuangan lebih mudah dan lebih terjangkau bagi banyak orang. Aplikasi keuangan, e-wallet, dan platform investasi online semakin populer, terutama di kalangan generasi muda yang lebih melek teknologi. Hal ini memberikan peluang untuk peningkatan inklusi keuangan dan manajemen keuangan yang lebih efisien.
- Kebiasaan Konsumtif
Konsumsi adalah bagian penting dari budaya Indonesia, terutama dalam hal perayaan dan acara sosial. Belanja untuk kebutuhan sehari-hari, fashion, dan teknologi sering kali dianggap sebagai cara untuk menunjukkan status sosial. Promosi besar-besaran, seperti harbolnas (hari belanja online nasional), juga mendorong perilaku konsumtif. Namun, meningkatnya kesadaran akan pentingnya pengelolaan keuangan yang baik telah mendorong sebagian masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam pengeluaran mereka.
Baca Juga: Menghindari Dampak Buruk dari Pola Pikir Toxic Positivity
Kesejahteraan Finansial di Indonesia
Kesejahteraan finansial atau financial wellness bisa membuat seseorang merasa aman dan tenang karena memiliki kestabilan finansial yang memungkinkan mereka mengatasi pengeluaran tak terduga dan kebutuhan mendesak tanpa khawatir berlebihan.
Perilaku keuangan masyarakat Indonesia memang memainkan peran penting dalam menentukan kesejahteraan finansial mereka. Di satu sisi, budaya konsumtif yang kuat, dengan prioritas pada kepuasan jangka pendek seperti membeli barang-barang mewah atau berlibur, dapat menghambat kemampuan seseorang untuk menabung dan berinvestasi. Hal ini tentu saja berdampak negatif pada kesejahteraan finansial jangka panjang, terutama ketika menghadapi situasi darurat atau pensiun.
Namun, perilaku keuangan yang baik, seperti disiplin dalam menabung, berinvestasi secara bijak, dan mengelola utang dengan hati-hati, dapat secara signifikan meningkatkan kesejahteraan finansial. Masyarakat yang mampu mengontrol pengeluaran dan membuat keputusan finansial yang cerdas cenderung memiliki stabilitas keuangan yang lebih baik dan lebih siap menghadapi ketidakpastian ekonomi.
Dengan demikian, perilaku keuangan yang positif menjadi kunci dalam mencapai kesejahteraan finansial di Indonesia.
Beberapa indikator kesejahteraan finansial antara lain:
- Pengelolaan Pengeluaran: Memiliki anggaran yang jelas dan mengikuti anggaran tersebut untuk menghindari pengeluaran berlebihan.
- Tabungan Darurat: Menyimpan dana darurat yang cukup untuk menutupi pengeluaran tak terduga, biasanya setara dengan 3-6 bulan biaya hidup.
- Utang yang Terkendali: Mengelola utang dengan baik, memastikan bahwa beban utang tidak melebihi kemampuan untuk membayar.
- Perencanaan Pensiun: Menyisihkan dana untuk masa pensiun agar bisa hidup nyaman setelah tidak bekerja lagi.
- Asuransi: Memiliki perlindungan asuransi yang memadai untuk mengantisipasi risiko kesehatan, kecelakaan, atau kehilangan sumber pendapatan.
- Investasi: Menginvestasikan uang secara bijak untuk pertumbuhan jangka panjang, baik dalam bentuk saham, obligasi, properti, atau instrumen investasi lainnya.
- Tujuan Keuangan: Menetapkan dan mencapai tujuan keuangan jangka pendek, menengah, dan panjang dengan perencanaan yang matang.
Kesimpulan
Perilaku keuangan yang sehat memainkan peran penting dalam menentukan kesejahteraan finansial di Indonesia. Di tengah budaya konsumtif yang kuat, kemampuan untuk mengelola keuangan dengan bijak menjadi penentu utama stabilitas dan kemakmuran jangka panjang.
Dengan disiplin dalam menabung, berinvestasi, dan mengatur pengeluaran, individu dapat mencapai kesejahteraan finansial yang lebih baik, terlepas dari tantangan ekonomi yang ada. Sebaliknya, perilaku keuangan yang kurang bijaksana dapat menghambat upaya menuju stabilitas finansial, membuat individu rentan terhadap risiko ekonomi.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk memperkuat perilaku keuangan yang positif demi mencapai kesejahteraan yang berkelanjutan.
Referensi:
Rahman, M., Isa, C.R., Masud, M.M. et al. The role of financial behaviour, financial literacy, and financial stress in explaining the financial well-being of B40 group in Malaysia. Futur Bus J 7, 52 (2021). https://doi.org/10.1186/s43093-021-00099-0
https://www.uhc.com/health-and-wellness/health-topics/financial-well-being